Selasa, 23 November 2010

Oktober Kelabu

Masih ingatkah kau apa yang pernah kukatakan?
tentang sebuah janji yang kuucapkan
Tak akan pernah kutinggalkan dirimu
kan kutemani kau selalu
dalam suka duka senang maupun sedih
kan kujaga hati ini sepenuhnya untukmu
tapi...selama tak ada wanita lain di hatimu
slamanya, hanya aku

Namun, kini janji itu hilang
membumbung tinggi bersama sang angin
hingga aku tak lagi dapat menjangkaunya

Ada hati yang terluka saat janji itu teringkari
Ada jiwa yang menahan derita saat hatimu tlah mendua
Tahukah kamu tentang itu?

Bagitu sakit...teramat sakit....
Maka maaf, jika aku menghilang
maaf, jika aku menyusahkan dan membuatmu bingung
maaf, jika aku membuat air matamu menetes

Aku terlalu kecewa dan sakit
atas semua yang terjadi
tapi aku ingin tahu
masihkah aku berarti dalam hidupmu?

Meskipun kini kisah kita tak semanis dulu
tapi cerita tentang kita tetap indah untuk selamanya
Bukankah hidup memang tak semanis kembang gula?

Karena itu aku kembali
aku kan tetap ada untukmu sama seperti dahulu
aku kan menemanimu slalu saat suka duka senang dan sedih
dan menunggumu hingga malam mempersatukan kita kembali
bersama puisi juga diiringi syair merdu
kita pun terlelap dan bertemu di alam mimpi
hingga saat mentari muncul dari ufuk timur
dan kembali kudengar suara lembutmu menyapaku
Hari-hari yang begitu indah

Akankah semua bisa seperti dulu?
tanpa ada orang lain di antara kita berdua
Semoga ini bukan akhir kisah kita
Seperti yang slalu kau bilang
Matahari tak pernah padam, bukan?
(Pati, 13nov10)

Setangkai Mawar Putih

Tak akan mungkin kulupakan
tentang setangkai mawar putih
yang pernah kau janjikan
yang t'lah kutunggu selama 1520 hari

Hingga kini, mawar putih itu
masih kunanti
Putih, lambang kesucian dan ketulusan
smoga warna itu tak akan ternoda
seperti harapanku pada kisah kita

Kutahu duri-duri mawar itu tajam
begitu pula kutahu duri-durinya bisa
menusuk dan melukaiku
mungkin itu yang harus kutanggung
atas pilihanku
Aku harus siap jika sewaktu-waktu
kau pun melukai hatiku
manusuk jantung dan menghentikan nafasku

Kau....
bagaikan mawar putih itu
yang bisa melukaiku
namun begitu kunanti
dan slalu kuimpikan
hingga saat itu tiba          (Pati, 13nov'10)